Nama : Dimas Rizky Akbary
NPM : 1306371400
Tugas : Eksistensialsm (Apa itu Kebebasan)
Pada penulisan ini, penulis akan
membahas problem kebebasan secara bertahap. Pertama, penulis akan menjelaskan
pertanyaan utamanya, yaitu, apa itu kebebasan. Kedua, penulis akan menjelaskan
eksistensi dari kebebasan ini. Dan yang terakhir, penulis juga akan menjelaskan
mengenai pertanyaan, apakah kita (entitas yang disebut manusia) memiliki
kebebasan. Tiga pertanyaan ini akan penulis coba jabarkan satu persatu.
Kata kebebasan merupakan suatu idea
mengenai konsep akan sesuatu yang tidak terikat dengan apapun serta dapat
apapun. Idea mengenai kebebasan ini mulai dikenal atau dikonsumsi oleh entitas
yang disebut manusia ketika mereka menyadari keterbatasan dan keterikatan
mereka oleh dunia. Namun, dalam rana yang lebih ekstrem lagi, jika kita dapat
memahami akan kebebasan yang murni, maka sejatinya kebebasan yang sesungguhnya
adalah ketika kebebasan itu sendiri bebas. Suatu pemahaman yang tidak dapat
tergambarkan, itulah kebebasan.
Lanjut kepertanyaan kedua, apakah
kebebasan itu termasuk sesuatu yang eksis. Jawaban terpastinya adalah iya.
Kebebasan itu ada yang selalu hadir dalam setiap idea, yang artinya kebebasan
itu akan melekat ketika suatu idea muncul. Contohnya, ketika kita menyebut
bullpen, maka secara langsung kebasan telah siap dalam eksistensi bullpen
tersebut, ada bullpen hitam, bullpen biru, dan yang lainnya. disini kita juga
tidak hanya dapat meletakan bullpen pada benda bullpen, tetapi bullpen yang
bukan sesuatu itu bullpen juga dapat muncul disana. Tentu yang dimaksud disini
bukanlah kebebasan yang murni, tetapi kebebasan yang telah hadir melekat dalam
idea, yang artinya adalah kebebasan yang telah tergambarkan. Karena seperti
yang telah saya jelaskan sebelumnya, bahwa kebebasan yang murni itu tidak dapat
tergambarkan, yang artinya idea, eksistensi dan esensi juga tidak dapat masuk
maupun hadir dalam kebebasan yang murni tersebut.
Lalu di pembahasan terkahir
mengenai, apakah entitas yang disebut manusia memiliki kebebasan. Jawaban
paling pastinya adalah tidak. Manusia tidak memiliki kebebasan dikarenakan
fisik adalah suatu keterbatasan. Manusia mungkin dapat merasa bahwa apa yang ia
lakukan dan apa yang ia inginkan adalah kehendak murni dari dirinya, namun itu
keliru. Semua itu adalah rangkaian dari sebab dan akibat yang terus bereaksi.
Anda dapat menentukan untuk makan apa hari ini, yang mana tanpa anda sadari
keputusan akan makan sesuatu dihari ini adalah sebab dan akibat dari sesuatu
yang lampau. Maka sebenarnya entitas dari apa yang disebut oleh manusia ini
telah memiliki hasil yang definite dari semua tindakannya, namun ketidak
mampuannya dalam mengkalkulasi itu semualah yang membuat mereka keliru. Bahkan
konsep mengenai adanya probabilitas merupakan bukti kebelumampuan mereka dalam
menyikapi sebab akibat, sehingga kebebasan yang merupakan ilusi untuk mereka
itu dapat dirasakan seakan-akan nyata.