Nama
: Dimas Rizky Akbary
NPM : 1306371400
NPM : 1306371400
Teori
Sosial Kritis
Penjelasan
mengenai teori sosial kritis kali ini adalah penjelasan hasil dari pemahaman
saya berdasarkan bahan yang saya baca. Bagi saya teori kritis merupakan
sebagian dari kelompok teori, meskipun saya tidak terlalu memberi taksonomi
sepenuhnya bagi pengelompokan teoritis dalam sosiologi dan ilmu sosial lainnya.
Teori
sosial kritis sebetulnya berlawanan dengan positivisme. Bagi mereka pengetahuan
bukan semata-mata refleksi atas dunia statis ''diluar sana''. Namun dia adalah
kontruksi aktif oleh ilmuan dan teori yang membuat asumsi tertentu tentang
dunia yang mereka pelajari, sehingga tidak sepenuhnya bebas nilai. Lalu, teori
kritis tidak menyatakan bahwa sains harus menjelaskan hukum alam masyarakat
seperti para positivisme katakan, namun sebaliknya, teori kritis justru percaya
bahwa masyarakat ditandai oleh historisasi (terus mengalami perubahan).
Teori
kritis sosial membedakan masa lalu dan masa sekarang, dimana ditandai dengan
dominasi, eksploitasi dan penindasan. Dia menghubungkan masa lalu, masa kini
dan masa depan dengan asumsi bahwa potensi untuk masa depan yang lebih baik
sudah ada di masa lalu dan masa kini. Maka, dalam hal ini teori sosial kritis
sebenarnya mendorong untuk suatu kemajuan. Masyarakat masa depan ini dapat
diciptakan dengan aksi sosial dan politis yang dilakukan dengan cara intensif.
Peran teori sosial kritis bersifat politisi karena dia berpartisipasi dalam
mendorong perubahan sosial. Terserah
masyarakat dalam menilai dan menawarkan pandangan secara analisisnya untuk
masyarakat sendiri dan kelompok yang terlibat dalam pergerakan sosial.
Teori
sosial kritis juga berpandangan bahwa dominasi bersifat struktural. Yaitu
maksudnya, kehidupan masyarakat sehari-hari dipengaruhi oleh institusi sosial
yang lebih besar seperti politik, budaya, gender, dan ras. Teori sosial kritis
mengungkap hal ini untuk membantu masyarakat dalam memahamai akar global dan
rasional penindasan yang mereka alami.
Pada
bagian ini, teori sosial kritis berkeyakinan bahwa struktur dominasi diproduksi
oleh kesadaran palsu manusia , dikuatkan lagi dengan ideologi, seperti yang
Marx jelaskan, lalu reifikasi (Lukacs), hegemoni (Antonio Gramsci), lalu ada
metafisika keberadaan yang dijelaskan oleh Deririda. Sekarang kesadaran palsu
dipelihara oleh ilmu sosial positivis seperti ekonomi dan sosiologi yang biasanya
selalu mengambarkan bahwa masyarakat dikendalikan oleh suatu hukum yang
kaku. Maka dari itu peran teori sosial
kritis adalah mematahkan kesadaran palsu tersebut dengan meyakini adanya kuasa
manusia, baik secara pribadi maupun secara kolektif untuk mengubah masyarakat.
Teori
sosial kritis sebenarnya berkeyakinan bahwa perubahan sosial dimulai dari
rumah, khususnya pada kehidupan sehari-hari manusia, misalnya peran keluarga,
tempat kerja dan seksualitas. Dalam hal ini teori sosial kritis menghindari determinisme
dan mendukung voluntarisme. Mengikuti pemikiran Marx, teori sosial kritis
megambarkan hubungan antara struktur dan manusia secara dialektis. Meskipun
struktur mengkondisikan pengalaman sehari-hari, pengetahuan tentang strukur
dapat membantu masyarakat mengubah kondisi sosialnya.
Dengan
mengaitkan kehidupan sehari-hari masyarakat dengan struktur sosial skala besar,
teori sosial kritis berlawanan dengan pernyataan bahwa kemajuan akhir terletak
pada ujung jalan panjang yang hanya dapat dilewati dengan mengorbankan
kebebasan dan hidup manusia. Dengan terfokus pada hubungan dialektis antara
kehidupan sehari-hari dengan struktur, teori sosial kritis berkeyakinan bahwa
manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas kebebasan mereka sendiri serta
mencegah mereka agar tidak menindas sesamanya atas nama masa depan kebebasan
jangka panjang. Teori sosial kritis menolak pragmatisme revolusioner, dengan
menyatakan bahwa ditaktor proletar atau kelompok garis depan elitis lainnya
akan dengan cepat menjadi ditaktor atas kaum proletar.
Kritik
teori sosial kritis atas positivisme merupakan karakteristik sentral dan paling
tahan lama. Kecendrungan ruang positivis dalam ilmu sosial sejak masa
pencerahan memprovokasi teori sosial kritis. Hal ini dimulai dengan Marx.
Pernyataan Comte bahwa sosiologi harus menjadi "fisika sosial", yaitu
dengan menjabarkan bagaimana hukum sosial yang seolah-olah alamiah itu
membekukan masa kini menjadi es ontologi. Mengambarkan pola-pola historis
seperti ini sebagai kapitalisme, rasisme, seksisme, dan dominasi alam adalah
suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Marx mencoba untuk merepresentasikan
sifat sosial ini dengan yang disebutnya kritik ideologis. Menurutnya ini
mengarah kepada agama dan ekonomi politik borjuis. Beberapa perkembangan penting
dalam teori kritis sejak Marx telah mencakup perpaduan pandanga sastra dengan
teori budaya, termsuk didalamnya baik posmodernisme maupun feminisme, yang memungkinkan kritik
ideologi asli Marx diperluas kedalam analisis kritis atas seluruh cakupan diskursus
ideologis, mulai dari media masa hingga ke pendidikan dan bahkan sampai ke
artistektur.