Nama : Dimas Rizky Akbary
NPM : 1306371400
Tugas : Filsafat Sosial (Strukturalism)
NPM : 1306371400
Tugas : Filsafat Sosial (Strukturalism)
Pada pembahasan kali ini saya akan mencoba untuk menjelasakan tentang
apa yang dimaksud dengan strukturalims. Dari mulanya strukturalism ini adalah
aliran pemikiran yang berkembang pada awal abad 20, yang dimana konsep
pemikiran ini tettu saja berkembang dikarenakan adanya keterkaitan dengan konsep
yang berkembang sebelumnya dan juga mempengaruhi pemikiran setelahnya. Istilah kata
struktur pada awalnya berkembang pada kaum ilmu pengetahuan alam atau sains
yang dimana pada saat itu mereka membicarakan tentang struktur atom, kima dan
struktur tubuh. Lalu istilah ini terus berkembang dan masuk ke beberapa bidang
pengetahuan sosial-humaniora seperti sosiologi, ilmu budaya, psikologi,
antropologi, dan linguistik. Namun pengaruh ilmu pengetahuan alam terhadap ilmu
pengetahuan sosial ini tidak hanya tentang menggunakan istilah struktur,
melainkan semangat ilmiah yang mengasumsikan bahwa semua fenomena sosial-budaya
ditentukan atau memiliki suatu struktur yang sama.
Pada awal abad ke 20 muncul salah seorang tokoh beranama Ferdinand de
Saussure. Ia adalah tokoh yang lahir di Swiss tahun 1857, kuliah sains di
Universitas Jenewa, kemudian beralih kuliah bahasa di Leipzig. Semasa itu ia
telah membuat sebuah buku yang berjudul Memoire sur le Systeme Primitif des Voyelles dans les
Langues Indo-europe enness (Memori tentang
sistem huruf hidup asal dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa). Istilah strukturalism
sendiri sebenarnya berasal dari Troubetzkoy, sedangkan si Saussure sendrir
lebih sering menggunakan kata sistem, namun dalam dunia akademik istilah
struktur lebih banyak digunakan ketimbang sitem. Tahun 1940 istilah struktur mulai
dikenal di kalangan Eropa. Istilah ini tidak hanya digunakan dalam bidang
linguistik namun juga dalam bidang antropologi sosial dan psikologi. Sebenarnya
ada sedikit perbedaan antara eropa dan amerika dalam penerapan istilah struktur
ini, namun intinya tetap sama yaitu mengakui adanya suatu struktur atau sistem.
Sistem adalah suatu bagian atau seperangkat bagian yang saling berkaitan. Maka penelitian
strukturalism memfokuskan perhatiannya pada elemen-elemen yang membentuk sistem
ini seperti sistem tubuh, sosial, kesadaran, ekonomi dan lain-lain.
Srtrukturalism sebagai salah satu aliran pemikiran pada abad 20,
gagasan mengenainya banyak dipengaruhi oleh pemikiran yang berkembang pada abad
itu seperti aliran positivime, idealism, hermenetika, marxsisme,
eksistensialism, dan filsafat analitik. Masing-masing dari para aliran ini
tentu saja memiliki pemahaman yang berbeda-beda meskipun pada dasaranya
disadari atau tidak mungkin saja mereka saling memberikan pengaruh antara satu
dengan yang lainnya.
Salah satu pembahasan strukturalism yang membuat saya sedikit tertarik
adalah mengenai pembahasan struktur lingistik. Struktur linguistik sebenarnya
adalah suatu sistem yang pemaknaan sepenuhnya ditentukan oleh sistem atau
struktur dari bahasa itu sendiri. Sebelum Saussure menjelaskan penejelasannya
mengenai struktur, analisa bahasa cenderung lebih menganalisa dari asal-usul
kata itu sendir seperti sejaranya atau latarbelakangnya. Namun Saussure malah
mengabaikan hal itu dan lebih fokus ke analisa strutur bahasa atau kata itu
sendiri. Dalam pandangannya, semua bahasa memiliki kosa kata yang membagi dunia
dalam kategori-kategori yang berbeda, sintaksisnya menghubungkan konsep ke
dalam cara yang benar-benar berbeda. Baginya strukturalism bukanlah suatu gaya
hidup seperti para kaum eksistensialim katakan namun lebih ke suatu metode
teoritis dan merupakan suatu pendekatan terhadap bahasa atau metode analisis
linguistik.
Lalu ada juga penjelasan strukturalism oleh Marx yang mengemukakan
bahwa adanya struktur yang tersebunyi mendasari masyarakat dan ekonomi. Jika Saussure
menganggap bahwa struktur bahasa sebagai suatu yang mendasari semua bahasa
maka, Marx lebih menganggap adanya struktur ekonomi sebagai infrastruktur yang
mendasari suprastruktur. Namun mereka berdua sebenarnya sama-sama menganggap
bahwa struktur adalah suatu realita yang tidak teramati secara langsung karena
struktur tidak didasari oleh suatu empirik karena sifatnya yang apriori.
Pada Marx, pemikiran mengenai strukturalismnya itu terlihat ketika dia
menjelasakan bahwa masyarakat terdiri dari strukur basis dan suprastruktur. Basis
strukur ini adalah suatu hal yang bersifat material seperti alat-alat produksi,
distribusi dan pertukaran, sedangkan untuk suprastruktur adalah suatu hal yang
meliputi dunia kultural atau budaya seperti agama, hukum, pilitik, dan
ideologi. Menurut Marx, suprastruktur ditentukan oleh sifat dan landasan
ekonomi sebagai dasar atau basisnya. Contoh seperti masyarakat yang hidup di
perairan atau pinggiran laut pasti memiliki suatu struktur basis yang cenderung
lebih mengagungkan laut mereka, menganggap bahwa adanya dewa laut yang berkuasa
yang tentu saja ini akan mengubah ideologi mereka serta merambat sampai ke
ekoomi mereka, hal ini juga pasti berbeda dengan masyarakat yang hidup di
pegunungan atau dataran luas yang lebih menganggungkan gunung mereka misalnya,
yang dimana ini juga berdampak pada ideologi mereka serta ekominya. Gagasan Marx
ini disebut sebagai "determinisme ekonomi", dimana hubungan produksi
dan faktor produksi lebih menentukan problem politik, hukum, budaya, seni dan
lain-lain.
Pada dasarnya strukturalism linguistik merupakan suatu metode yang
berupaya mencari struktur dan konvensi dasar yang memungkinkan bahasa
digunakan. Strukturalism berupaya menemukan insfratuktur bahasa yang sama pada
semua penggunaan bahasa. Strukturalism mengakui adanya persamaan semua bahasa
dimana setiap bahasa selalu menggunakan struktur paradigmatik yang sama. Semua bahasa
secara paradigma memmiliki sandaran yang sama. Semua memiliki sistem atau
struktur yang mengkombinasikan banyak kategori untuk membuat pernyataan yang
orisinil dan semua bahasa juga sama-sama memiliki struktur yang berbeda baik
dari oposisi biner maupun kombinasinya.
Lalu satu hal lagi yang membuat saya tertarik adalah perdebatan antara
strukturalism dan eksitensialm. Sebenarnya kedua pemikiran ini adalah aliran
filsafat yang sama-sama berkebang pada abad ke 20. Apabila strukturalism lebih
fokus ke bidang linguistik maka eksistensialism lebih fokus dalam membahas
keberadaan manusia yang salah satu cirnya adalah kemampuan untuk berbahasa. Eksistensialism
ini sebenranya lahir dari gagasan Kierkegard dan Nietzsche sebagai bentuk
perlawanan terhadap idealism Hegel.
Eksistensialism menolak gagasan universal dan bastrak Hegel, dan lebih
menganggap bahwa manusia sebagai invidual yang konkret, unik dan menentukan
hidupnya sendiri. Bagi eksistensialism tidak ada satupun mahluk yang sama
persis, setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya dan
menjalani hidupnya yang khas.
Namun pada akhrinya setelah perdebatan panjang mereka, kaum
strukturalism tetap mengambil dasar pemikiran yang berlawanan terhadap
eksitensialism, dengan menyatakan bahwa sesungguhnya manusia tidaklah memiliki
kebebasan karena pada dasarnya sejak awal manusia telah ditentukan oleh
struktur-struktur tertentu yang ada di dalam bawah sadarnya serta kekangan dari
struktur sosial-budaya mereka. Strukturalism tetap menganggap bahwa manusia
sama seperti alam yang tunduk terhadap sistem hukum alam itu sendiri, manusia
pada dasarnya tidak bebas untuk menentukan tindakannya karena sudah ada
struktur yang mengatur tindakannya. Contoh dalam kasus Saussure, diamana dia
menyatakan bahwa manusia tidak bebas dalam menggunakan bahsanya karena dalam
bahasa individu ditentukan oleh struktur yang ada dalam alam bawah sadarnya. Strukturalism
menerima adanya struktur yang relatif tetap dan stabil yang menentukan individu
itu berbahasa yang juga menentukan individu itu bertindak.
Para tokoh strukturalism mempertanyakan asumsi humanis tentang peran
individu yang katanya sebagai sumber suatu penentu makna dan tindakan. Menurut para
kaum strukturalism, manusia bukanlah suatu mahluk yang bebas akan tetapi adalah
suatu mahluk yang strukturnya telah ditentukan oleh lingkungan sekitarnya. Contoh
seperti bahasa, bahasa bukanlah suatu hal yang muncul bebas lepas dari subjek
yang berbicara namun muncul karena suatu sistem sosila yang berperan saat itu. Contoh
lainnya seperti dalam tingkah laku, menurut Sigmud Freud yang merupakan pakar
psikologi menjelaskan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh dinamika id, ego , dan super-ego, dimana id (irasionalitas) dianggap lebih dominan daripada rasionalitas.
Pandangan ini menyatakan bahwa manusia tidak memiliki kebebasan untuk
menentukan pilihan dan tindakannya, yang dimana justru tindakan dan bahasa
mereka ditentukan oleh struktur bawah sadarnya. Namun karena hal ini kaum strukturalism
malah dianggap sebagai kaum "antihumanism" atau menimbulkan
"kematian manusia".
Namun posisi saya dalam pembahasan ini bukan merujuk pro atau kontra
terhadap strukturalism maupun eksitensialism atau post-strukturalism. Namun lebih
menganggap bahwa segala sesuatu baik disadari atau tidak pada dasarnya adalah
melakukan apa yang bisa mereka lakukan. Setiap hal hanya berada pada posisi
yang bisa dan memungkinkan untuk mereka, terlepas dari itu disebut struktur
atau kebebasan. Setelah selesai membahas materi ini saya hanya berpikir bahwa "begitu
sombongnyakah manusia?" mereka selalu menganggap diri mereka sebagai tolak
ukur terhadap sesuatu bahkan mungkin segala sesuatu. Mereka takut mati namun
setiap hari selalu membunuh, mereka takut bodoh padahal mereka sendiri adalah
kebodohan, mereka takut miskin padahal tidak ada apapun yang mereka punya dan
masih banyak lagi hal yang manusia lakukan yang membuat saya tertawa sendiri
memikirkanya.
Sekian terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar