Nama : Dimas rizky Akbary
Tugas : Filsafat Islam (ringkasan dan
initisari dari lembaran Chapter 1 : The meaning and concept of philosophy in
islam)
Dalam pembahsan filsafat islam kali ini saya
akan membahas tentang lembaran yang diberikan dari dosen yang berjudul
"The meaning and concept of philosophy in islam" atau artinya adalah
"Definisi dan konsep filsafat dalam islam". Dalam lembaran ini berisi
tentang uraian
pemahaman para filosof Muslim tentang definisi dan arti konsep filsafat serta
istilah hikmah dan falsafah. Tentu saja pemahaman ini juga mencakup apa yang
dipahami oleh bangsa Yunani tentang istilah philosophia dan beberapa definisi
dari sumber-sumber Yunani, agar dapat diketahui bagaimana istilah dan definisi
tersebut masuk ke dalam Bahasa Arab.
Beberapa
definisi dari sumber-sumber Yunani yang dikenal kalangan filosof Muslim adalah
:
1. Filsafat (al-falsafah) adalah pengetahuan
tentang segala eksistensi (keberadaan) sebagaimana ia ada.
2. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang seluruh
hal yang sakral dan profan.
3. Filsafat adalah mencari perlindungan dalam
kematian, yang berarti, mencintai kematian itu sendiri
4. Filsafat adalah berusaha menjadi
seperti-Tuhan dalam batas kemampuan manusia.
5. Filsafat adalah adalah seni dari segala
seni dan ilmu dari segala ilmu.
6. Filsafat adalah sinonim dari hikmah.
Para
Filosof Muslim mengkompromikan definisi-definisi filsafat yang mereka peroleh
dari sumber-sumber klasik ini dengan apa yang mereka kenal dalam istilah
Qur`ani sebagai Hikmah, seraya meyakini bahwa asal hikmah itu sendiri adalah
suci. Filosof Muslim pertama, Abu Ya’qub al-Kindi menulis dalam bukunya “ On
First Philosophy “ yang menjelaskan bahwa Filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang realita segala sesuatu dalam batas kemampuan manusia, karena orientasi
filosof dalam pengetahuan teoretis adalah untuk mendapatkan kebenaran, dan
dalam pengetahuan praktis adalah berprilaku sesuai dengan kebenaran. Para
filsuf lainnya seperti Al-Farabi yang menyetujui pengertian ini, juga menambahkan
pembedaan antara filsafat yang didasari oleh kepastian seperti halnya
demonstrasi, dan filsafat yang didasari oleh opini seperti halnya dialektika
dan sophistry. Beliau juga bersikeras menyatakan bahwa filsafat adalah induk
dari segala ilmu pengetahuan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang ada.
Dalam
lembaran ini ada perdebatan menarik antara Suhrawardi dan Mulla Sadra yang
merupakan filsuf islam pada masa itu. Bersama Suhrawardi kita tidak hanya
memasuki era baru, namun juga alam lain dari filsafat Islam. Suhrawardi melihat
adanya “hikmah” dalam Yunani kuno sebelum berkembangnya rasionalisme
Aristotelian dan memaknai hikmah sebagai perilaku keluar dari tubuh fisik dan
naik ke alam cahaya, seperti yang dilakukan oleh Plato. Gagasan yang sama juga
ditemukan di seluruh karya-karyanya, dan ia bersikeras bahwa level hikmah
tertinggi memerlukan penyempurnaan akal teoretis sekaligus penyucian jiwa.
Sedangkan
Mulla Saddra tidak hanya terdapat sintesis berbagai macam aliran pemikiran
Islam awal, tapi juga sintesis berbagai pandangan awal tentang makna kata
“hikmah” dan konsep filsafat. Pada permulaan Asfar dia menulis, seraya
mengulang beberapa pandangan dan menyimpulkan beberapa definisi awal, “Filsafat
adalah menyempurnakan jiwa sampai pada tingkat kemampuan manusia melalui
pengetahuan tentang realitas esensial dari segala sesuatu, dan dengan penilaian
terhadap eksistensi mereka, didasari dengan bukti kuat dan tidak hanya
diperoleh lewat opini atau peniruan. Kemudian di dalam buku al-Syawâhid al-Rububiyyah,
dia menambahkan, “[dengan hikmah] seseorang menjadi (layaknya) alam pemikiran
yang menggambarkan alam nyata dan mirip dengan image atas eksistensi
universal”.
Mulla
Sadra menerima makna “hikmah” yang dipahami oleh Suhrawardi dan kemudian
memperluas makna filsafat hingga mencakup dimensi iluminasi dan kesadaran yang
diperoleh melalui isyrâq serta pemahaman sufi atas istilah tersebut. Baginya
dan tokoh-tokoh sezamannya, serta para pendahulunya, filsafat dipandang sebagai
pengetahuan utama tentang ketuhanan yang dicapai melalui derajat kenabian. Konsep
filsafat yang berkaitan dengan pencapaian kebenaran tentang asal segala wujud
dan menggabungkan pengetahuan akal dengan penyucian dan penyempurnaan wujud
diri manusia ini, berlaku sampai sekarang di manapun tradisi filsafat Islam
berlanjut, dan pada kenyataannya, telah menjadi representasi tradisi filsafat
Islam yang paling sempurna hingga hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar