Nama : Dimas Rizky Akbary
Tugas : Filsafat Sosial (Review bahan bacaan "Social ontology" dari John R. Searle)
Tugas : Filsafat Sosial (Review bahan bacaan "Social ontology" dari John R. Searle)
1. Jaminan Ilmu Sosial
Tugas
filsfat sosial ini adalah review dari suatu pembasan mengenai ontologi sosial
yang dibahas oleh John R. Searle. Dalam penjelasanya ini dia mengemukakan bahwa
ontologi sosial berangkat dari adanya fakta-fakta sosial, mengapa dikatakan
fakta sosial? Kita tau bahwa suatu fakta dalam realita sering sekali terjadi dimana-mana
dan kapanpun, seperti halnya matahari yang setiap pagi terbit atau ayam yang
setiap pagi berkokok, air yang jatuh dari langit atau yang biasa sebut hujan,
uang yang dipakai untuk membeli barang, dan berbagai fakta lainnya yang selalu
terjadi disekitar kita. Namun ada yang membedakan antara beberapa hal tersebut,
ada yang disebut dengan fakta independen dan fakta agen.
Fakta
independen adalah suatu fakta yang berdiri sendiri yang merupakan perwujutan
dari sebab akibat, seperti jika "A" maka "B" atau jika
hujan maka jalan basah. Sedangkan fakta agen adalah fakta yang membutuhkan
adanya agen sosial yaitu manusia, seperti uang, negara, sebuah band, grup
basket ataupun hal-hal lainnya yang membutuhkan agen sosial didalamnya yaitu
manusia.
Jadi
bagi Searle untuk dapat mengetahui ontologi sosial kita harus dapat memahami
dulu tentang bahasa manusia ini, menemukan aturan-aturan dalam bahasa serta
fungsi fundamentalnya. Ada dua hal adalam pemilahan statmen yaitu objektif dan
subjektif, dimana yang objektif adalah suatu statmen yang begitu adanya seperti
contohnya "saya yang lahir pada tanggal 29 maret" statmen tersebut
sudah merupakan statmen ojektif karena emeng seprti itu adanya sedangkan
statmen subjektif adalah statmen yang berasal dari luar atau pendapat orang
lain, contonya seperti "adik saya yang lebih pintar dari saya". Lalu
dari sisi ontologi dalam statmen tersebut dapat dibagi lagi menjadi ontologi
subjektif dan objektif dimana yang objektif adalah suatu hal yang independen
seperti ada kucing dan tikus disana, hal ini tidaklah membutuhkan adanya peran
tambahan dalam statmen tersebut. Berbeda dengan ontologi subjektif yang
membutuhkan peran lain didalamnya, contohnya seperti ungkapan perasaan atau
insting yang dimana hal ini memerlukan dan tergantung dengan adanya peran
sesuatu terlebih dahulu didalamnya.
Lalu
dalam sisi epistemologinya ada yang disebut dengan dengan epistemic sense,
yaitu suatu statmen yang dimana itu diakui sebagai ontologi objektif namun
dapat berperan menjadi ontologi subjektif. Contohnya seperti uang, hampir
setiap orang pasti tau kalo lembaran kertas berwajah pahlawan, atau presiden
dan memiliki nilai nominal merupakan uang. Hal ini berlaku objektif bagi semua
orang, namun peran uang ini dapat dijadikan sebagai alat tukar dalam berbagai
kebutuhan seperti membeli barang, makanan, dan kebutuhan lainnya, inilah
ontologi subjektif tadi yang dimana didalam uang tersebut terdapat peran yang
diberikan atau yang disebut dengan human attitude.
2.
Struktur Logis Sosial
Pembahsan
lanjutan dari jaminan sosial tadi merujuk pada pembahasan struktur logis sosial
dimana Searle menganggap bahwa suatu ontologi sosial memiliki sebuah struktur
logis karena adanya attitude tadi yang merupakan hasil dari realitas sosial.
Dalam pembahasannya kali ini Searle menjelaskan bahwa seringkali kita melihat
ada banyaknya perbedaan bentuk dalam fakta sosial padahal jika dilihat lebih
dalam lagi mereka semua mempunya suatu struktur logis yang simpel. Seperti
halnya pada api unggun dan batang besi berkarat, secara lintas kita melihat
bahwa kedua hal itu adalah dua fakta yang berbeda, dimana yang satu adalah api
menyala panas yang muncul dari kayu terbakar sedangkan yang satu lagi ada suatu
besi panjang berkarat, namun dua hal tersebut memilki satu penjelasan simpel
yaitu, oksidasi. Hal seperti itu juga sama dalam fakta-fakta sosial yang sering
kita temukan, seperti halnya sebuah uang kertas bernilai sepuluh ribu dengan
sebuah girl band. Kedua hal itu memang juga
tampak berbeda namun memiliki satu hal yang sama yaitu fungsi status yang
dibuat oleh suatu pihak tertentu.
Ada
tiga hal penting dalam pembahasan sosial ini yaitu apa yang disebut dengan
collectivite intentionality, assignment function dan constitutive rules and
procedure. Pertama collectivite intentionality adalah suatu status mental yang
diarahkan untuk suatu objek, atau tentang sesuatu yang dibagi oleh beragam
individu itu. Lalu yang kedua assignment function adalah suatu beban fungsi
yang diberikan untuk kepentingan orang-orang yang terlibat dalam kepentingan
tersebut. Sedangkan yang terakhir constitutive rules and procedure adalah suatu
aturan yang dihasilkan oleh satu dan dua hal tadi.
Dalam
setiap spesies memiliki kemampuan dalam berkerja sama untuk bertahan hidup
dalam kebersamaan itu sehingga menyebabkan diperlukan munculnya suatu pembagian
kewajiaban atau attitude yang berbeda-beda namun tetap dengan tujuan yang sama.
Hal ini adalah yang disebut dengan collective intentionality tadi, dimana hal ini
dapat menjadi peran penting dalam teori-teori sosial yang menyatakan adanya
tindakan dan kewajiban berbeda-beda dalam sauatu komunitas namun dengan tujuan
yang sama. Contohnya seperti permainan sepak bola dimana ada yang disebut
kiper, pemain penyerang dan pemain bertahan, peran mereka berbeda-beda dalam
permainan itu dimana kipper tugasnya adalah menghalangi bola yang masuk ke
gawang, pemain penyeranga adalah orang-orang yang berusaha membawa bola ke
gwang lawan dan pemain bertahan berperan sebagai dinding pertahanan untuk
menghalangi pemain lawan masuk ke bagian mereka, dari sekian banyak peran
tersebut itu semua adalah sebagian dari bagian dalam permainan sepak bola, yang
artinya mereka semua sedang melakukan sesuatu dari bagian dalam sepak bola
tersebut dengan tujuan yang sama yaitu mencetak goal atau menang dari tim
lawan.
Dalam
permain sepak bola itu diperlukan adanya pembagian peran atau beban pada setiap
individu demi suatu keterarahan tujuan. Dalam setiap individu yang terlibat
dalam sepak bola tadi atau colletive intentionality tersebut menghasilkan yang
disbut dengan assignment function yang dibebankan secara kolektif dan
menghasilkan fungsi status. Contohnya seperti saya yang dibebankan sebagai
sorang kiper dalam permainan sepak bola (assignment function) memberikan saya
tugas atau fungsi status dimana yang namanya seorang kiper dalam permainan
sepak bola adalah menghalangi bola yang berusaha masuk kedalam gawang tim saya,
demi tujuan bersama yaitu menang melawan tim sepak bola lawan.
Tentunya
bagi Searle, semua fungsi ini tidak selalu atau serta merta ditunjukan secara
intrinstik oleh objek yang memilkinya tetapi juga dapat diberikan oleh sosial
sehinga setiap fungsi ini berlaku relatif. Ia menyatakan bahwa gagasan mengenai
fungsi ini terdiri dari komponen-komponen normatif yang tidak ada dalam gagasan
"penyebab", artinya fungsi bukan hanya penyebab dari suatu tujuan
tetapi ia juga memberikan jalan agar tujuan itu tercapai.
Selanjutnya
Searle juga menjelaskan tetang gagasan membedakan manusia denga spesies lainnya.
Disini ia mengatakan bahwa suatu objek yang dibebankan fungsi status bukan
karena bentuk dari struktur fisiknya tetapi karena adanya apa yang disebut
collevtive intentionality yang memberikan beban sebuah status tertentu sehingga
objek yang diberikan fungsi itu dapat menjalankan fungsi tersebut, yang dimana
tentu pemberian fungsi ini tidak dapat terjadi jika tidak adanya yang disebut
collective acceptance. Contoh kasus yang Searle berikan adalah uang, uang tidak
sama seperti pisau yang dimana pisau memilki bentuk dan struktur yang mewakili
dia untuk memotong, sedangkan uang tidak menunjukan secara independen bahwa ia
adalah alat tukar, namun ia memiliki status sebagai alat tukar karena adanya
collective acceptance. Sehingga sebenarnya struktur fisik tidaklah selalu
relevan dengan status fungsi dari sesuatu. Contoh yang kedua adalah sebuah
tembok yang dimana diketahui pada masa tersebut berguna untuk menjaga suatu
masyarakat, namun dibayangkan apa yang terjadi jika suatu saat kedepannya tembok
tersebut hancur dan yang tersisah hanya tinggal puing-puingnya saja? Menurut
Searle karena adanya collective acceptance yang dimana mereka tau bahwa fungsi
tembok tersebut adalah untuk menjaga masyarakat pada masa itu maka fungsi
status atau status function masih tetap dimiliki oleh tembok itu meskipun
secara fisik tembok itu sudah tidak berdiri kokoh lagi. Dari sini kita juga tau
kalau suatu bentuk atau struktur fisik juga tidak relevan dengan fungsi status.
Hal inilah yang menurut Searle sebagai pembeda antara manusia dengan spesies
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar