Kamis, 10 Juli 2014

Metode Pemerolehan Pengetahuan

ni die ni... salah satu tugas mata kuliah gue... metode pemerolehan pengetahuan, buat nambah-nambah pelajaran dan semoga bermanfaat. oh iya silahkan koment kalo ada kesalahan atau apalah... ni juga kan tugas kuliah sendiri-sendiri jadi mugkin aja kalo yang versi gue kurang begitu bisa memuaskan untuk kalian..
ya udah deh langsung aja.. sok atuh...sok....


Salah satu objek kajian yang menyibukan filsafat dari zaman yunani kuno sampai sekarang ini adalah gejala pengetahuan. Cabang ilmu filsafat yang secara khusus menggeluti pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menyeluruh dan mendasar tentang pengetahuan disebut dengan epistemologi. Istilah "epistemologi" ini berasal dari bahasa yunani "episteme" yang berarti pengetahuan dan "logos" yang berarti perkataan, pikiran, teori, atau ilmu. jadi epistemologi dapat dikatan sebagai "teori pengetahuan". Epistemologi bermaksud untuk mengkaji dan mencoba menemukan ciri-ciri umum dan hakiki dari pengetahuan manusia. Epistemologi juga bermaksud secara kritis mengkaji pengandaian dan syarat-syarat logis yang mendasari dimungkinkannya pengetahuan serta mencoba memberi pertanggung jawaban rasional terhadap klaim kebenaran dan objektivitasnya.
Epistemologi memiliki beberapa metode dalam pemerolehan pengetahuan, diantaranya adalah :
Metode "Deduksi", suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu pernyataan yang runtun. Metode ini lebih tepatnya mengandalkan pola pikir logis, membuat beberapa pernyataan lalu menarik kesimpulan dari pernyataan itu menjadi pernyataan yang baru. Contoh, "semua mobil berwarna merah" lalu "toyota adalah merk mobil" maka dari kedua pernyataan itu ditarik kesimpulan menjadi "semua toyota berwarna merah". Dari kesimpulan baru itulah kita memperoleh pengetahuan kalo semua mobil merk toyota adalah berwarna merah. Namun metode deduksi juga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya pengetahuan baru setelahnya, tidak ada kemungkinan lain adanya mobil berwarna  selain merah, maka jika tidak berwarna merah bukan mobil.
Yang kedua adalah metode "Induksi",  suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Contoh, dari hasil observasi diketahui bahwa semua ayam jago selalu berkokok di pagi hari, lalu di hari ke sepuluh diketahui bahwa semua ayam jago masih selalu berkokok di pagi hari, dan setelah satu tahun tetap diketahui bahwa semua ayam jago itu masih tetap selalu berkokok di pagi hari. Maka dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa keesokan hari dan seterusnya semua ayam jago akan selalu berkokok dipagi hari. Seperti halnya metode "deduksi", metode "induksi" ini juga memiliki kelemahan dalam kajiannya. Yaitu, metode ini sangat mudah sekali dibantah atau hancur ketika munculnya pernyataan baru yang dapat merubahnya. Misalnya dalam kasus ayam berkokok tadi ditemukan adanya ayam jago yang tidak berkokok di pagi hari maka pernyataan semua ayam jago berkokok dipagi hari itu akan jatuh.
Dan yang terakhir ada metode "Abduksi", merupakan metode yang dianggap paling baik karena metode ini mengambil kesimpulan dari sesuatu yang memiliki paling sedikit asumsi. Metode abduksi memilih penjelasan yang dapat dijadikan sebagai sebuah kesimpulan. Ketika suatu penjelasan itu sudah dapat dijelaskan lebih mudah dan sempurna maka tidak perlu lagi adanya tambahan variabel lain dalam penjelasan tersebut. Intinya metode ini mengambil kesimpulan yang lebih mudah sebagai argumen yang kuat.
Itulah penjelasan tentang tiga metode pemerolehan pengetahuan. Dari ketiga metode tersebut sebenarnya tidak ada metode yang paling baik, ketiga metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika kita menggunakannya dengan benar dan tepat maka ketiganya dapat saling melengkapi. Maka agar kita dapat memperoleh pengetahuan secara benar dan tepat pakailah ketiga metode ini.
Sumber :
"Buku catatan kuliah Epistemologi"
"ceramah Herdito Sandi Pratama, M.Hum dalam kuliah Epistemologi" dan
"Sudarminta, J, Epistemologi Dasar, Yogyakarta, 2002"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar