Ada salah satu
hal yang unik dalam kehidupan ini, yaitu kita yang selalu dihadapkan dengan
pilihan. Bisa dua pilihan, tiga pilihan, atau banyak pilihan. Dari pilihan itu
ada banyak juga yang sulit kita tentukan salah satunya ketika soal seperti ini,
"mana yang lebih di utamakan? Kebahagiaan, nyawa, atau mungkin hal
lainnya?" lalu apa jawaban kita atau apa yang kita pilih? Jawabannya tentu
akan beragam dan alasannya juga pastinya beragam. Saya juga pernah mencoba
bertanya kepada beberapa orang dengan pertanyaan seperti itu. Setelah saya
tanya kebanyakan dari mereka menjawab kebahagian, kenapa? Simpelnya, karena
mereka merasa kalau kebahagian adalah suatu hal yang mampu menutupi segalanya
termasuk nyawa. Lalu sisanya malah menjawab sebaliknya yaitu nyawa, kenapa?
Simpelnya, karena mereka bilang tanpa nyawa tak mungkin ada kebahagiaan. Tapi
ada suatu hal yang membuat gue bingung, apa sebenarnya kebahagiann itu, dan apa
nyawa itu? Mengapa mereka begitu mudah memilih dan menetapkan sesuatu? Apa
mereka memang sudah paham dengan kedua hal itu, sehingga dapat dengan cepat
memilih salah satunya. Padahal jika kita amati, realita kadang tak semudah itu.
Apapun yang kita pilih dan kita tetapkan pasti ada resiko atau konsekuensinya,
masalahnya apakah kita mampu menerima itu semua? Kebanyakan dari kita saya rasa
masih banyak sangat sulit untuk menerima itu. Jika tidak, mana mungkin ada rasa
cemburu, iri, dengki, bohong, atau dendam dan lainnya. Maka dari itu kali ini
saya kan mencoba untuk menjelaskan tentang hal ini, maka pertama saya akan
mencoba untuk memisahkan kedua hal itu antara kebahagiaan dan nyawa.
Kebagahagiaan,
hampir semua orang pasti pernah mendengar kata itu. Tapi sebenarnya apa itu
kebahagiaan? Secara etimologi kebahagiaan berarti keadaan senang, tentram,
terlepas dari segala yang menyusahkan. Sehingga, kebahagiaan adalah suatu
keadaan yang berlangsung, bukanlah suatu perasaan atau emosi yang berlalu. Kebahagiaan
berasal dari kata Sanskerta, yaitu bhagya yang artinya berate jatah yang
menyenangkan. Kebahagiaan sepertinya lebih menekan kepada jiwa, perasaan dan
emosi (lebih dalam dari perasaan), dimana perasaan menjadi bahan pokok untuk
adanya kebahagian. Semua orang ingin bahagia? Jawabannya ya, kemungkinan besar
semua mahluk ingin bahagia. Hampir semua mahluk berlomba-lomba untuk mencapai
kebahagiian, seakan-akan kebahagian adalah tujuan utama dari mereka semua. Bagi
saya sendiri, kebahagiaan tidak lebih dari hanya sebuah kepentingan,
kepentingan di sini bukanlah artinya sebuah sesuatu yang khusus tetapi lebih ke
semua yang dilakukan. Jadi sebenarnya menurut saya, kebahagiaan itu sudah ada
pada diri kita dan sudah ada disekeliling kita. Masalahnya adalah mau atau
tidaknya dan bisa atau tidaknya kita untuk merasakannya dan melihatnya. Contoh
simpelnya gini, meregangkan tubuh adalah sesuatu yang dilakukan, efeknya badan
terasa legah dan enak, itu sudah bahagia. Lalu misalnya, suntuk dikamar, pergi
jalan-jalan, tidak suntuk lagi maka itu bahagia. Masalahnya adalah mau
merasakan, melihat, mendengar, atau tidak. Hanya itu.
Lalu nyawa, apa
itu nyawa? Dalam KBBI nyawa artinya
adalah pemberi hidup kepada badan wadak (organisme fisik) yang menyebabkan
hidup (pada manusia, binatang, dsb). Berarti tanpa nyawa artinya badan tidak
hidup (mati). Biacara soal mati, terkadang dari kita sangat takut dengan mati,
bahkan mungkin ada yang tidak ingin mati. Terkadang dunia bisa membuat kita
cukup lupa dengan kematian, membuat kita terus berusaha untuk memenuhi
kecukupan dunia seakan-akan tidak akan mati, lalu mati tanpa benar-benar tau
apa itu kehidupan.
Lalu apa dan
mana yang paling diutamakan dari hal ini? Dari pembahasan ini saya menjadi
cukup mengerti mengapa orang-orang bisa menjwab hal itu dengan mudah serta
dengan alasan yang begitu fundamental. Mereka semua punya latarbelakang yang
berbeda, pemikiran yang berbeda, cara pandang yang berbeda, dan cara hidup yang
berbeda. Tapi apa yang membuat mereka begitu yakin dengan jawaban mereka? Menurut
saya Jawabannya tanpa disadari atau tidak oleh mereka itu sebenarnya adalah
karena relasi (hubungan). Mengapa? Karena relasi adalah segalanya, relasi
adalah sumber yang menjadikan kita hidup dan untuk bahagia itu juga. Relasi
adalah hubungan antara kita kepada yang lainnya dan bisa juga antara kita
dengan diri kita sendiri. Bagi saya tanpa adanya relasi kita tidak mungkin
dapat melihat atau merasakan apa itu kebahagiaan, baik dari hal lain maupun
dari diri kita sendiri. Tanpa relasai kita juga tidak akan tau dimana kita
berada dan apakah kita ini benar-benar hidup atau tidak. Maka dari itu, saya
lebih mengutamakan untuk memenuhi relasi saya terhadap apapun, itulah
jawabannya.
Referensi: pemikiran saya sendiri
diskusi bersama teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar