Saat
beberapa orang diberikan pertanyaan, apa itu "ada"? sebagian orang
mungkin malah akan bingung, lalu ada yang yang menjawab "ada ya ada, ya
yang terlihat itu semuanya ada", ada yang memilih diam, tidak tau, dan
mungkin sebagiannya lagi akan pergi
sambil mengerutu tentang pertanyaan itu. Pertanyaan apa itu "ada"
adalah pertanyaan yang terdengar sangat sederhana sekaligus aneh bagi
kebanyakan orang. Kebanyakan mungkin tidak ada yang peduli dengan hal itu.
Namun bagi saya sendiri, hal sederhana seperti itulah yang malah merupakan inti
dari suatu hal. Inti merupakan patokan terhadap sesuatu, maka jika kita tidak
mengenal, mengerti, dan memahami inti dari suatu hal maka kedepannya sesuatu
akan selalu salah untuk di kenal, dimengerti dan dipahami.
Apa
itu "ada"? ada itu memiliki berbagai macam makna dan merupakan
terjemahan dari bahasa inggirnya "exist, present, dan known".
Contohnya ada exist itu seperti "bunga itu ada" lalu present "si
Tikim ada di pasar" dan know "cinta itu ada". lalu apa
"ada" itu lebih jelasnya? Menurut saya "ada" adalah segala
sesuatu yang terkonsep didalam mind.
"ada" tidak perlu harus berbentuk fisik, dapat di indra, atau dirasa.
Hanya dibicarakan atau dipikirkan saja hal itu sudah bisa dikatakan
"ada". Karena ketika suatu mind membentuk konsep tentang suatu hal,
maka hal itu "ada". Katakanlah seperti hal tentang cinta, lalu
seseorang yang sedang galau bertanya kepada anda "apa cinta itu ada?"
dan kebetulan sekali anda adalah orang yang galau juga, maka anda malah akan
menjawab "entahlah.. saya juga bingung, mungkin cinta itu memang tidak
ada". Dari kasus ini terlihat bahwa kedua orang itu salah dalam memahami
suatu hal, karena bagaimana mungkin "cinta" itu tidak ada sedangkan
mereka membicarakan cinta? Artinya cinta itu "ada". Lalu bagaimana
dengan sesuatu yang memiliki bentuk fisik? Misalnya kulkas atau buku? Bukankah
itu sudah pasti ada? Ya, benar. Kulkas dan buku memang ada, tapi bentuk fisik
atau wujud dari kulkas atau buku itu yang sudah bisa di ukur, dilihat, dirasa itu
disebut sebagai materi nyata. Jadi, "ada" adalah suatu konsep di
dalam mind, "ada" belum tentu berbentuk materi nyata, tapi materi
nyata sudah pasti ada.
lalu,
jika "ada" adalah suatu konsep di dalam mind, apakah ada sesuatu yang
tidak terkonsep didalam mind? Bagi saya jawabannya adalah "tidak"
sekaligus "salah". karena masalahnya apa yang tidak terkonsep di
dalam mind? segala sesuatu bisa terkonsep di dalam mind, justru yang sudah ada di
dalam mind merupakan konsep. Maka pertanyaan itu salah. Dan pertanyaan yang
benar adalah, apakah ada sesuatu yang belum terkonsep di dalam mind? Maka
jawabannya "iya" tentu saja ada sesuatu yang belum terkonsep di dalam
mind. Lalu bagaimana mungkin ada sesuatu yang belum terkonsep? Jawabannya
gampang, yaitu karena kita belum memikirkan hal itu atau belum terpikirkan
tentang hal itu. Misalnya, ada seseorang yang belum pernah pergi ke pulau Jawa,
belum tau makanan orang jawa, belum tau bentuk kota jawa, dan secara tiba-tiba
anda pergi ke pulau jawa dan makan di sebuah warung. Saat itu ada sebuah
makanan yang isinya kacang panjang, timun, daun kemangi dan kol. Anda sebagai
orang awam yang belum pernah melihat makanan seperti itu maka akan mengatakan
itu adalah sayur-sayuran atau apalah mungkin, padahal nama sebenarnya adalah
lalapan. Namun karena anda adalah orang awam maka anda belum tau nama itu,
sehingga ketika di beri tau barulah anda tau kalo makanan yang terdiri dari
timun dan lain-lainya itu adalah lalapan, maka secara otomatis terkonseplah di
dalam mind dengan apa yang disebut sebagai lalapan. Lalu contoh satu lagi, ada
sebuah kursi yang tiba-tiba saja bergerak dari lokasi "A" ke lokasi
"B", maka bagi ilmuan akan beranggapan bahwa yang menyebabkan hal itu
adalah getaran sedangkan dukun akan beranggapan bahwa yang menyebabkan hal itu
adalah roh. Gampangnya, ilmuan memiliki konsep getaran tapi dia belum
memikirkan tentang konsep roh, sedangkan dukun sebaliknya, punya konsep tentang
sesuatu yang disebut roh, tetapi belum memikirkan tentang konsep getaran.
Terakhir
sebagai penutup, ada satu hal yang sangat saya pahami tentang mengapa kita
belum tau tapi ada yang sudah tau, mengapa kita bisa sebut itu fiksi dan nyata,
mengapa ada bentuk dan tidak berbentuk, terlihat dan tidak terlihat, terasa dan
tidak terasa, asli dan palsu hingga berbagai macam hal lainnya? Yang membedakan
itu semua adalah jumlah informasinya.
Referensi:
Quine "On What There Is"
Pemikiran sendiri
Diskusi bersama teman
Dan ceramah dosen di kelas Filsafat
terima kasih saya mendapatkan ilmu dari artikel ini
BalasHapusAPA itu tidak ada?
BalasHapusAda itu = diluar tidak ada.
HapusTidak ada = kosong.
Ada itu lawan kata dari tidak ada
Ada adalah ketika otak sama dunia
HapusContoh pohon
pohon ada di otak dan ada juga di dunia😂
Jika hanya dibatasi dgn ada adalah sesuatu yg telah terkonsep dalam mind. Hal ini akan membuat hakikat ada akan sgt subjektif dan kebenaran akan relatif. Spt yg anda contohkan orang yang belum pernah tau lalapan akan tidak mengetahui apa itu lalapan shg tidak ada konsep di dalam pikiranya namun kembali ke hakikat ada. Apakah tidak tahunya subjek ttg konsep lalapan itu mempengaruhi ada tidaknya lalapan. Tentu ada tidaknya lalapan tidak dipengarui oleh konsep si subjek yg ada lalapan sudah lebih dulu ada sebelum subjek mengetahui. Ini akibatnya jika ada dibatasi pengetahuan yg telah terkonsep. Masalahnya apakah yg tdk diketahui sama dgn tidak ada. Shg hakikat ada menjadi pincang. Dan konsep ada ini menjadi subjektif
BalasHapusIt's a logisssss
HapusAda adalah segala sesuatu yg memiliki nama
BalasHapusanak HMI wkwkw
HapusAku juga anak HMI wkwkkwk
HapusAda berapa itu ada?
BalasHapusada bnyak
Hapusaoa dicari nizaaa??
BalasHapusapa yang kamu cari nizaaaa??
BalasHapus