Selasa, 23 September 2014

Review Film "Dorian Gray" serta hubungannya dengan permasalahan ruang dan waktu


Na
Film Dorian Gray adalah sebuah film yang menceritakan seorang anak muda yang lugu, tampan, mewarisi kekayaan dari keluargannya dan mungkin merupakan salah satu kalangan keluarga terhormat di lingkungannya. Singkatnya film ini mengisahkan perjalanan hidup sosok Dorian Gray yang terlena dan terjebak dengan ketampanan dirinya sendiri serta kesenangan duniawi. Dorian yang awalnya adalah seorang anak yang lugu, akhirnya berubah menjadi sesosok orang yang hedonisme, mengejar kesenangan sebanyak mungkin untuk kepuasan dirinya sendiri.
Sebenarnya menurut saya sendiri, tidak ada hubungan film "Dorian Gray" degan permasalahan ruang dan waktu. Ruang dan waktu dalam film tersebut berjalan dengan normal, Dorian sama sekali tidak pergi ke masa lalu ataupun masa depan. Dia juga tidak bermain-main dengan waktu, hanya saja si Dorian terjebak dengan ketampanannya yang tidak menua dimakan usia, itupun disebabkan karena Dorian melakukan semacam pertukaran jiwa terhadap sebuah karya seni yaitu lukisan. Dari film itu, konflik dimulai saat sebuah lukisan di buat oleh salah satu seniman hebat bernama "Basil" yang terpesona dengan ketampanan Dorian. Basil akhirnya membuat sebuah lukisan Dorian di atas kanvas dan hasilnya lukisan sangat mirip serta sangat persis seperti Dorian yang asli, ketika melihat lukisan itu Dorianpun juga terpesona oleh ketampanan dirinya sendiri dan entah tanpa disadari atau tidak Dorian melakukan semacam kontrak atau penukaran jiwa terhadap lukisan itu, ia ingin dirinya tetap selalu terlihat seperti lukisan itu sehingga sampai kapanpun wajah dan tubuh Dorian akan tetap seperti lukisan itu. Namun hal itu juga punya resiko dan konsekuensinya, saat dorian menukarkan jiwanya kepada lukisan itu, Dorian memang tidak menua tetapi efeknya adalah lukisan itu yang menanggung semua dosa, luka, serta wajah tua Dorian.
Bagian yang membuat saya yakin kalo ini menyangkut hal yang berhubungan dengan jiwa adalah ketika adegan "Harry" salah satu teman Dorian mengajaknya ke sebuah tempat prostitusi, Harry mengajarkan kepada Dorian bahwa "manusia hidup untuk bahagia. Ketika manusia ingin baik, manusia seringkali malah tidak bahagia. Tetapi ketika manusia itu bahagia, maka itu adalah baik", kata Harry. Namun Dorian menyangkal peryataan tersebut dengan dengan pertanyaan, "bukankah ada harga yang harus di bayar untuk hal seperti itu?" lalu Harry bertanya "harga seperti apa itu?" Dorian menjawab "mungkin efeknya kepada jiwa" dari adegan itu saya mendapatkan kata kunci pertama yaitu "jiwa" lalu bagian yang menurut saya melihatkan bagian pertukaran jiwa itu adalah ketika lukisan yang di buat oleh Basil selesai, saat itu Dorian dan Harry juga ada di sana. Mereka bertiga melihat dan terkagum dengan lukisan itu, dan disinilah konflik di mulai. Dorian sangat terpesona dengan ksempurnaan dirinya sendiri dengan berkata "apakah benar aku terlihat seperti ini? Ini terlihat seperti hidup" lalu Harry menjawab "itu lebih baik dari hidup, dia akan tetap seperti itu sedangkan kau, Dorian... aku kuatir kau tidak akan selalu terlihat sepertinya" dari situ Dorian mulai melakukan semacam kontrak atau jiwa, entah secara sadar atau tidak tapi jika dilihat dari kata-kata dan maksud mimik wajah Dorian saat berkata "mungkin jiwaku harus kutancapkan ke altar setan" dengan maksud ia ingin dirinya tetap terlihat selalu sama dengan lukisan itu. Bersamaan dengan ucapan yang dikatan Harry yaitu semacam kata-kata yang mungkin adalah mantra atau apa saya lupa, hingga akhirnya tanpa disadari hal yang di inginkan Dorianpun terjadi.
Singkat cerita, Dorian yang tidak menua serta pikirannya yang terpengaruh oleh kata-kata Harry menjadikan ia sebagai sesosok hedonisme. Hingga setelah beberapa tahun kemudian saat Dorian kembali dari perjalanannya, semua orang terkejut dengan penampilannya yang tidak berubah sama sekali. Hingga Dorian sadar bahwa kebahagian yang sesungguhnya bukanlah seperti ini, ia ingin berubah dan menjadi baik lagi. Namun semua terlambat ketika Harry menyadari bahwa rahasia Dorian terletak pada lukisan dirinya dulu. Di kejadian itu akhirnya Dorian mengungkapkan semacam isi hatinya bahwa ia adalah orang yang dibuat oleh Harry, ia hidup dalam khutbah Harry yang Harry sendiri tak berani lakukan, ia menjadi seseorang yang bukan dirinya lagi. Lalu akhirnya Dorianpun mati terbakar sambil menancapkan pedang di lukisan itu.
Jika di kaitkan dengan permasalahan ruang dan waktu, menurut saya hampir tidak ada sama sekali kaitanya. Mungkin hanya permasalahan Dorian yang melawan penuan atau semacam hukum alam yang dimana seharusnya manusia menua dimakan waktu sedangkan Dorian tidak. Tapi tetap saja dalam film tersebut, alur ceritanya masih bergerak wajar mengikuti waktu, semua berjalan normal. Dan perinsip saya mengenai ruang dan waktu adalah sama seperti penjelasan yang pernah saya jelasakan sebelumnya bahwa "apapun itu, jika hal itu masih merupakan materi nyata maka dia tidak akan bisa keluar dari apa yang disebut oleh ruang dan waktu".
Referensi:
Film "Dorian Gray"
Pemikiran diri sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar