Nama : Dimas Rizky
Akbary
NPM : 1306371400
Tugas : Etika (Arti Kehidupan)
NPM : 1306371400
Tugas : Etika (Arti Kehidupan)
Tugas kuliah kali ini membahas tentang "Arti
Kehidupan". Mungkin banyak dari kita yang juga pernah memikirkan tentang
apa arti dari kehidupan ini sebenarnya? Mengapa kita harus hidup dan mengapa
kehidupan seperti ini?. Pada dasarnya tidak sedikit juga para filsuf yang
mebahas tentang arti hidup ini karena bagi saya sendiri pertanyaan tentang srti
kehidupan merupakan pertanyaan mendasar untuk para filsuf. Seperti ajaran
"Taoisme" atau yang biasa disebut jalan kebajikan. Tao berarti jalan
yang dilalui seseorang dalam perjalanannya kehidupannya. Konfucius memberi arti
sebagai jalan atau cara bertindak yang benar dan penuh kebajikan dalam
kehidupan moral dan politik. Dalam pengertian ini kata-kata Tao tidak
mengandung makna metafisik. Bagi Lao Tze berbeda, tao memiliki pengertian
metafisik. Lao Tze mengartikannya sebagai asas yang menyusun segala sesuatu. Ia
sederhana, tanpa bentuk, tanpa gerak, tanpa hasrat, tanpa upaya. Ia ada sebelum
adanya langit dan bumi. Karena adanya penciptaan dan berkembangnya peradabam,
manusia kian jauh dari Taom jalan yang benar dan penuh kebajikan spiritual.
Karena itu manusia semakin jauh dari kebahagiaan. Tao ibarat kendi penuh walau
pun kosong. Darinya orang dapat menimba air tak habis-habisnya dan tidak perlu
mengisinya lagi. Demikian ia, begitu luas dan alam tidak terhingga. Tidak
tampak yang paling tua di antara adanya. Semua karam di dalamnya, pucuknya
sekalipun rata di sana. Perkara-perkara paling rumit pun sirna. Cahaya kemilau
rata menyebarkan keriangan. Segala yang mustahil kembali menuju kesederhanaan.
Setenang alam baka ia. Tak tahu aku putra siapa dia. Huruf Cina untuk Tao
terdiri dari ‘kepala’ yang melambangkan orang yang mengetahui dan pada bagian
lain terdapat simbol orang yang sedang melakukan perjalanan. Setelah
berkembangnya ajaran Lao Tze, ia diberi arti sebagai jalan atau asas bekerjanya
alam semesta dan dunia dalam perputaran kehidupan. Dalam perjalanan atau
perputaran itu, tampak tanda-tanda menuju ke arah Hakikat asal, dari mana
segala sesuatu bergerak kembali.
Lalu ada juga pandangan arti kehidupan menurut
Tolstoy dan Albert Camus. Keduanya sama-sama membicarakan tentang
keterbatasan kemampuan manusia. Bahwa kehadiran ilmu pengetahuan tidak bisa
menjawab dengan pasti segala kenyataan yang ada di bumi ini. Ilmu pengetahuan
dan atau filsafat memang mencari kebenaran itu namun itu hanya pencarian yang
mustahil sebab yang benar-benar pasti itu tidak ada. Sementara yang pasti
adalah kematian, sebab apapun dan bagaimanapun usaha manusia pada akhirnya
semua manusia pasti mengalami kematian. Meskipun begitu, kedua pandangan ini
mempunyai perbedaan juga dalam filsafatnya. Tolstoy berhasil menemukan
kebenaran sejati dengan iman. Dalam hal ini sebagaimana pandangannya bahwa
kebenaran sejati dapat ditemukan dalam iman. Itu berarti refleksinya tentang
hidup sudah mendalam. Berbeda dengan Camus. Camus hanya bisa mengatakan bahwa
semua yang ada itu mustahil. Bahkan ia mengajarkan untuk tidak memikirkan masa
depan sebab masa depan itu tidak jelas atau absurditas.
Sebenarnya masih banyak lagi pemikiran para filsuf lain
mengenai makna atau arti hidup, namun memikirkan tentang arti dari kehidupan
membuat saya menjadi teringat akan suatu momen yang pernah terjadi dulu.
Kejadian ini dimulai ketika seorang anak yang baru pulang dari sekolah. Anak
itu terlihat sangat kelelahan, kepalanya menunduk, berkeringat, dan wajahnya
terlihat sangat jenuh. Dalam perjalanan pulangnya ai bertemu dengan seseorang
yang tidak ia kenal, orang itu bertanya kepada si anak "nak, mengapa
wajahmu terlihat suram seperti itu? Apa yang sedang terjadi kepadamu?"
lalu si anak itu menjawab "entahlah, saya hanya merasa jenuh dengan hidup
saya yang setiap hari selalu diisi dengan masalah dan hal-hal berat. Saya tidak
mengerti dengan hidup ini, apakah semua orang seperti itu? Kalo begitu mengapa
kita harus selalu selalu seperti itu?" lalu orang yang tidak dikenal itu
tertawa sambil mengatakan "saya tidak menyangka kalau anak yang masih SD
sepertimu sudah bisa menanyakan hal sampai sejauh itu. Menurutmu apa arti dari
kehidupan ini?" seseorang itu menanyakan balik kepada si anak. Lalu si
anak yang mendengar itu diam sejenak, dia tidak tau harus menjawab apa, baginya
hidup hanyalah sesuatu yang menyusahkan, jika diberi pilihan mungkin si anak
lebih memilih untuk tidak hidup. Anak itu sebenarnya sangat ingin untuk
berhenti dari hidupnya namun ia sendiri tidak sanggup untuk dapat
menghentikannya, ia masih berharap untuk adanya kemungkinan lain yang dapat
membuat dia lebih baik. Setelah agak lama si anak menjawab "entahlah, saya
tidak tau jawabannya". Lalu orang itu bilang "aku tidak menyuruhmu
untuk menjawabnya langsung, itu adalah sebuah pertanyaan yang jawabannya hanya
dapat kau temukan dalam perjalanan hidupmu nanti, Ini masih terlalu cepat dan
awal bagi anak sepertimu untuk dapat menjawabnya." Anak itu bingung lalu
bertanya " temukan? Kapan?" orang asing itu tersenyum lalu
menjelaskanya "jika kau ingin dapat menemukan arti dari hidupmu, ingatlah
bahwa kau tidak boleh menyerah kepada kehidupan ini. Bagaimanapun dan sesulit
apapun yang kau rasakan, jangan pernah mencoba untuk menghentikannya. Karena
masih terlalu banyak hal yang belum kau rasakan, kau lalui, dan kau lihat.
Hidup bukan soal pilihan tetapi kemauan mu untuk menjalaninya. Jalanilah, lalui
dan lihatlah semuanya. Hidup bukanlah suatu beban untuk dipikul melainkan
adalah suatu anugrah untuk dinikmati. Persoalan hidup yang menyusahkan itu
bukanlah datang dari masalahnya tetapi ketidak terimaan dari masalah itu, kita
akan jauh dari cobaan saat kita tidak menghindarinya. Layaknya sebuah bunga
yang tidak memilih untuk diletakkan di vas manapun, seharusnya kita belajar
dari hal itu." Setelah menjelaskan kepada si anak, orang asing itu pamit
untuk segera pergi sambil mengucapkan pesan terakhirnya "jadilah kuat pada
masa yang sulit" lalu ia pergi. Si
anak hanya bisa diam da mengangguk, dia tidak tau harus mengatakan apa kepada
orang tersebut. Yang ada didalam kepalanya hanyalah kata-kata dari orang asing
tersebut, dia terus memikirkannya dalam perjalanan pulang. Namun dalam
perjalanan pulangnya ia tersadar bahwa yang terbaik adalah tidak boleh menyerah
kepada kehidupan sesulit dan seberat
apapun itu, hanya dengan menerima hal itulah kita dapat menjadi lebih baik.
Kehidupan tidak memiliki arti, tetapi merima bahwa inilah
kehidupan merupakan kenyataan dari kehidupan itu sendiri.
Referensi:
Buku
Meaning of Life
Buku SamSara
Buku SamSara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar