Jumat, 16 Januari 2015

Teori plato tentang Kebudayaan versi saya

Menurut Plato budaya adalah "pembebasan jiwa"
sedangkan penjelasannya adalah menurut saya sendiri.
Langsung saja saya bahas tentang apa yang dimaksud dengan budaya menurut Plato adalah "Pembebasan Jiwa". Dari sini saya akan membahasanya satu persatu tentang apa yang dimaksud dengan pembebasan dan apa itu jiwa? Serta mengapa itu berhubungan dengan kebudayaan? Menurut pemikiran saya sendiri.
Pertama pembebasan, apasih yang dimaksud dengan pembebasan itu? Menurut saya pemebasan itu adalah membebaskan yang dimana kata yang utuhnya bersal dari bebas. Bebas itu sendiri menurut saya adalah "kosong" yang dimana tidak apa-apa dan tidak terbatas, seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa hari kita lahir adalah hari terakhir dimana kita merasakan kebebasan. Dari situ saya menganggap bahwa saat kita hidup dan mulai menjalani hari sesungguhnya kita tidak pernah bebas, bebas yang sesungguhnya adalah saat dimana kita belum dilahirkan. Namun beberapa orang menyangkal bahwa yang dimaksud dengan bebas adalah bebas memilih, mereka bilang bahwa ketika kita hidup kita bebas untuk memilih. Nah dari situ saya mencoba menanyakan kembali, jika bebas itu adalah pilihan maka bukannya justru karena ada pilihan itulah kita tidak bebas? Memilih dan dipilih? Dimana letak kebebasannya? Jikapun tidak memilih dan tidak dipilih tetap saja tidak ada kebebasan disana karena masih ada "milih" itu sendiri.  Jadi Menurut saya begini, yang dimaksud dengan kebebasan utuh itu adalah kosong yang tek terhingga dalam artian semua ada dalam kebebasan itu termasuk dengang pilihan, kemauan, keinginan, dan memilih sesungguhnya sudah ada dalam kebebasan itu sendiri. Jadi analoginya itu seperti ini agar dapat dipahami : pertama saat kita belum lahir, itu adalah saat dimana kita berada dalam kebebasan yang paling utuh karena kita sedang berada pada saat dimana semua bisa saja. Lalu kita lahir, itu adalah pilihan yang kita pilih dari kebebasan yang kita punya dan kita kehilangan memilih untuk tidak lahir tapi dari kelahiran itu kita memiliki kebebasan baru lagi untuk berkembang dalam kehidupan.  Setelah kita lahir dan berkembang, kita memiliki kebebasan untuk memilih tindakan apa yang kita inginkan selanjutnya, misalnya kita memilih untuk mempacari salah satu perempuan maka dengan begitu kita telah kehilangan kebebasan untuk mempacari atau mecari perempuan lain namun kita punya kebebasan baru lagi yaitu kita bebas atas pacar kita sendiri. Jadi kebebasan bukanlah pilihan tetapi kebebasan adalah kekosongan yang meliputi semuanya termasuk pilihan itu sendiri.
Lalu apa sih yang dimaksud dengan jiwa? Bagi saya ada dua anggapan tentang jiwa ini tergantung dari realitasnya. Pertama jika diketahui bahwa jiwa dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain maka pastinya jiwa itu adalah materi sedangkan jika memang tidak dapat dipindahkan dari sutau tempat ke tempat lainya maka dapat dimungkinkan bahwa jiwa itu adalah "ide". Tetapi posisi saya disini adalah materialsm yang artinya saya lebih percaya bahwa jiwa adalah materi. Mengapa materi? Padahal realitanya, saya sendiri juga belum tau pasti dapat atau tidaknya suatu jiwa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainya. Bagi saya jika jiwa itu memang benar ada maka jiwa itu berada diseluruh bagian mahluk itu, bagaiman saya bisa yakin? Itu karena aura, karisma dan suara, serta hal lainya yag dipancarkan oleh mahluk itu. Aura yang keluar dan menghasilkan warna itu adalah hasil dari jiwa, karisma adalah pancaran dari jiwa dan suara itu sendiri adalah materi yang merupakan perpanjangan dari jiwa. Gampangnya jiwa itu adalah semacam suatu energi yang berada pada sekujur tubuh mahluk.  Dia adalah semacam zat halus yang menyebabkan adanya relasi dengan zat lain. Contoh gampangnya mungkin seperti ini. Jika seseorang sedang melihat lawan jenisnya lalu orang ini jatuh cinta lalu otaknya merespon disuatu bagian tertentu lalu dari otaknya merespon kesegala tubuhnya sehingga orang ini merasa senang nah maka peran jiwa disini adalah memancarkan kesenangannya ini sehingga saat orang ini bertemu dengan temannya maka terkadang temannya akan mengatakan "keliatanya kamu lagi senang nih" secara kasat mata orang itu bisa bilang senang karena melihat dengan indranya, padahal tanpa disadari itu secara gak langsung di akibatkan oleh jiwa yang dipancarakan dan jiwa yang menerima pancaran itu, secara tidak langsung zat mereka berdua saling berkontraksi menukar informasi.

Nah lalu di bagian terakhir saya akan menjelaskan hubungan kedua hal itu dengan budaya. Sebenarnya saya setuju dengan arti budaya adalah pembebasan jiwa menurut Plato, namun saya kurang setuju dengan penjelasannya karena saya sendiri juga tidak tau penjelasannya Plato tentang pembebasan jiwa itu sendiri. Jadi saya sendiri juga merasa seperti tidak setuju tanpa alasan yang jelas hehe... penjelasan dari saya adalah, budaya adalah usaha untuk membebaskan jiwanya dalam artian ketika suatu mahluk ingin mengembangkan dirinya, mengaspresiasikan, mengeksiskan dirinya, bagi saya itu sudah termasuk budaya. Budaya adalah semua hal dan bentuk upayah untuk membebaskan jiwanya dan memancarkan jiwanya. Dalam kasus yang saya bahas misalanya perempuan yang melepas kerudungnya, itu adalah suatu bentuk kalo jiwanya ingin lepas dari kerudung itu atau malah tanpa disadari saat dia memakai kerudung sesungguhnya dia merasa tidak bebas, tidak dapat mengekspor dirinya makanya dia lepas kerudungnya untuk membebaskan jiwanya yang selama ini terpendam oleh kerudung tersebut. Atau misalnya ditemukan bahwa ada perempuan berjilbab tetapi gaya bicaranya malah kasar, merokok, dan suka sex, mungkin tanpa disadari sebenarnya perempuan itu terkekang oleh keadaan sosial atau keluarganya sendiri dimana dia harus diwajibkan untuk berkerudung, padahal karena berkerudung itu dia malah merasa tidak nyaman dan tidak bebas, maka  hal-hal seperti berbicara kasar, merokok dan yang lainnya itu secara tidak langsung malah menjadi pelampiasan akibat dari ketidak bebasan jiwanya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar