Menurut Plato budaya adalah
"pembebasan jiwa"
sedangkan penjelasannya adalah menurut saya sendiri.
sedangkan penjelasannya adalah menurut saya sendiri.
Langsung saja
saya bahas tentang apa yang dimaksud dengan budaya menurut Plato adalah
"Pembebasan Jiwa". Dari sini saya akan membahasanya satu persatu tentang
apa yang dimaksud dengan pembebasan dan apa itu jiwa? Serta mengapa itu
berhubungan dengan kebudayaan? Menurut pemikiran saya sendiri.
Pertama
pembebasan, apasih yang dimaksud dengan pembebasan itu? Menurut saya pemebasan
itu adalah membebaskan yang dimana kata yang utuhnya bersal dari bebas. Bebas
itu sendiri menurut saya adalah "kosong" yang dimana tidak apa-apa
dan tidak terbatas, seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa hari kita
lahir adalah hari terakhir dimana kita merasakan kebebasan. Dari situ saya
menganggap bahwa saat kita hidup dan mulai menjalani hari sesungguhnya kita
tidak pernah bebas, bebas yang sesungguhnya adalah saat dimana kita belum
dilahirkan. Namun beberapa orang menyangkal bahwa yang dimaksud dengan bebas
adalah bebas memilih, mereka bilang bahwa ketika kita hidup kita bebas untuk
memilih. Nah dari situ saya mencoba menanyakan kembali, jika bebas itu adalah
pilihan maka bukannya justru karena ada pilihan itulah kita tidak bebas?
Memilih dan dipilih? Dimana letak kebebasannya? Jikapun tidak memilih dan tidak
dipilih tetap saja tidak ada kebebasan disana karena masih ada "milih"
itu sendiri. Jadi Menurut saya begini,
yang dimaksud dengan kebebasan utuh itu adalah kosong yang tek terhingga dalam
artian semua ada dalam kebebasan itu termasuk dengang pilihan, kemauan,
keinginan, dan memilih sesungguhnya sudah ada dalam kebebasan itu sendiri. Jadi
analoginya itu seperti ini agar dapat dipahami : pertama saat kita belum lahir,
itu adalah saat dimana kita berada dalam kebebasan yang paling utuh karena kita
sedang berada pada saat dimana semua bisa saja. Lalu kita lahir, itu adalah
pilihan yang kita pilih dari kebebasan yang kita punya dan kita kehilangan
memilih untuk tidak lahir tapi dari kelahiran itu kita memiliki kebebasan baru
lagi untuk berkembang dalam kehidupan.
Setelah kita lahir dan berkembang, kita memiliki kebebasan untuk memilih
tindakan apa yang kita inginkan selanjutnya, misalnya kita memilih untuk
mempacari salah satu perempuan maka dengan begitu kita telah kehilangan
kebebasan untuk mempacari atau mecari perempuan lain namun kita punya kebebasan
baru lagi yaitu kita bebas atas pacar kita sendiri. Jadi kebebasan bukanlah
pilihan tetapi kebebasan adalah kekosongan yang meliputi semuanya termasuk
pilihan itu sendiri.
Lalu apa sih
yang dimaksud dengan jiwa? Bagi saya ada dua anggapan tentang jiwa ini
tergantung dari realitasnya. Pertama jika diketahui bahwa jiwa dapat
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain maka pastinya jiwa itu adalah
materi sedangkan jika memang tidak dapat dipindahkan dari sutau tempat ke
tempat lainya maka dapat dimungkinkan bahwa jiwa itu adalah "ide". Tetapi
posisi saya disini adalah materialsm yang artinya saya lebih percaya bahwa jiwa
adalah materi. Mengapa materi? Padahal realitanya, saya sendiri juga belum tau
pasti dapat atau tidaknya suatu jiwa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
lainya. Bagi saya jika jiwa itu memang benar ada maka jiwa itu berada diseluruh
bagian mahluk itu, bagaiman saya bisa yakin? Itu karena aura, karisma dan suara,
serta hal lainya yag dipancarkan oleh mahluk itu. Aura yang keluar dan
menghasilkan warna itu adalah hasil dari jiwa, karisma adalah pancaran dari
jiwa dan suara itu sendiri adalah materi yang merupakan perpanjangan dari jiwa.
Gampangnya jiwa itu adalah semacam suatu energi yang berada pada sekujur tubuh
mahluk. Dia adalah semacam zat halus yang
menyebabkan adanya relasi dengan zat lain. Contoh gampangnya mungkin seperti
ini. Jika seseorang sedang melihat lawan jenisnya lalu orang ini jatuh cinta
lalu otaknya merespon disuatu bagian tertentu lalu dari otaknya merespon
kesegala tubuhnya sehingga orang ini merasa senang nah maka peran jiwa disini
adalah memancarkan kesenangannya ini sehingga saat orang ini bertemu dengan
temannya maka terkadang temannya akan mengatakan "keliatanya kamu lagi
senang nih" secara kasat mata orang itu bisa bilang senang karena melihat
dengan indranya, padahal tanpa disadari itu secara gak langsung di akibatkan
oleh jiwa yang dipancarakan dan jiwa yang menerima pancaran itu, secara tidak
langsung zat mereka berdua saling berkontraksi menukar informasi.
Nah lalu di
bagian terakhir saya akan menjelaskan hubungan kedua hal itu dengan budaya.
Sebenarnya saya setuju dengan arti budaya adalah pembebasan jiwa menurut Plato,
namun saya kurang setuju dengan penjelasannya karena saya sendiri juga tidak
tau penjelasannya Plato tentang pembebasan jiwa itu sendiri. Jadi saya sendiri
juga merasa seperti tidak setuju tanpa alasan yang jelas hehe... penjelasan
dari saya adalah, budaya adalah usaha untuk membebaskan jiwanya dalam artian
ketika suatu mahluk ingin mengembangkan dirinya, mengaspresiasikan,
mengeksiskan dirinya, bagi saya itu sudah termasuk budaya. Budaya adalah semua
hal dan bentuk upayah untuk membebaskan jiwanya dan memancarkan jiwanya. Dalam
kasus yang saya bahas misalanya perempuan yang melepas kerudungnya, itu adalah
suatu bentuk kalo jiwanya ingin lepas dari kerudung itu atau malah tanpa
disadari saat dia memakai kerudung sesungguhnya dia merasa tidak bebas, tidak
dapat mengekspor dirinya makanya dia lepas kerudungnya untuk membebaskan
jiwanya yang selama ini terpendam oleh kerudung tersebut. Atau misalnya
ditemukan bahwa ada perempuan berjilbab tetapi gaya bicaranya malah kasar,
merokok, dan suka sex, mungkin tanpa disadari sebenarnya perempuan itu
terkekang oleh keadaan sosial atau keluarganya sendiri dimana dia harus
diwajibkan untuk berkerudung, padahal karena berkerudung itu dia malah merasa
tidak nyaman dan tidak bebas, maka
hal-hal seperti berbicara kasar, merokok dan yang lainnya itu secara
tidak langsung malah menjadi pelampiasan akibat dari ketidak bebasan jiwanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar